Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Adven IV, 20 Desember 2022
P. S. Filigon
Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 1:26-38
Dalam beberapa rekoleksi dan retret serta webinar, saya bertemu dengan banyak orang, yang saling memberi nasihat: “Percayalah! Tuhan tidak akan melupakanmu”. Tidak sedikit, yang operasi berkali-kali. Amat banyak, yang mempunyai kesullitan usaha. Tuhan kerap kali menguatkan mereka: lahir dan batin.
Refleksi: “Percayalah”. Jangan sangsi, bahwa Allah selalu melindungi dan menyelenggarakan hidupmu seutuhnya.
Yesaya 7:10-14 sebagai bacaan pertama mengajak kita merenungkan, bahwa umat Israel memang mengalami pasang surut sejarah, yang amat berat: dari sisi ekonomi, politis, budaya maupun rohani. Namun sungguh memukau bagaimana ternyata Allah memegang tangan umat-Nya, agar kita tidak lelah. Ia malah menjanjikan memberikan Perempuan, yang menghadirkan Sang Imanuel dari Allah. Betapa “Allah tidak melupakan kita”. Lebih jauh lagi dalam kalimat tersebut, kita mendengar nubuat yang sangat jelas: bahwa Perjanjian dari Kitab Kejadian akan semakin pasti dilaksanakan. Apalagi, rangkuman orang yang diselamatkan mencakup jumlah yang semakin tidak terbilang. Selain secara kuantitatif, yaitu banyaknya orang; juga secara kualitatif, umat akan diselamatkan dalam setiap segi hidupnya: akal budi, perasaan, tindak langkah dan seluruh lingkungan kekeluargaan dan kemasyarakatannya. Sebab manusia seutuhnya akan senantiasa dilindungi Allah: pada hidup pribadinya, keluarganya dan masyarakatnya. Tak ada segi hidup akan terlupakan.
Refleksi: “percayalah kepada Allah kita”.
Lukas 1:26-38 memperlihatkan, bahwa Perjanjian Baru erat berkaitan dengan nubuat Perjanjian Lama dengan pengutusan Malaikat Gabriel untuk menghadap Perawan Maria. Gadis ini penuh iman, namun rendah hati. Sapaan Gabriel tidak menjadikannya sombong, tetapi memohon penjelasan akan isi pesan perwahyuan. Kemudian, Perawan Maria menjawab dengan teguh: “Ya, saya sanggup”. Dengan demikian, Sang Putra memperoleh darah dan daging yang menjadikannya se-saudara dengan kita, yaitu menjadi manusia: untuk menebus kita semua dari dosa-dosa kita.
Refleksi kita: sejauh mana kita membuka diri untuk menyambut Sang Putra?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Sukarelawan dari organisasi yang tidak mencari keuntungan
Kita berdoa semoga organisasi-organisasi yang tidak mencari keuntungan yang berkomitmen pada perkembangan kemanusiaan dapat menemukan orang-orang yang berdedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak mengenal lelah mencari jalan untuk menjalin kerja sama internasional.
Ujud Gereja Indonesia: Memupuk sikap moderat
Kita berdoa, semoga Gereja membangun dan memupuk sikap moderat dan toleran bagi umatnya sendiri, sambil terus waspada terhadap bahaya fundamentalisme dan radikalisme baik yang ada di luar maupun di dalam Gereja sendiri.
Amin