Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa IV, 03 Februari 2023
P. S. Blasius, S. Ansgarius
Ibr. 13:1-8; Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29
Misi: Menabur kebaikan dalam kasih untuk mengokohkan kesetiaan dan komitmen iman yang nyata demi membangun fondasi keluarga Kristiani yang berkenan di mata Tuhan dan sesama.
Para sahabat misioner yang terkasih.
Sentilan pesan kepada jemaat Ibrani merupakan suatu pemakluman iman akan Kristus dan penegasan moral Kristiani yang sungguh menjunjung tinggi martabat hidup keluarga.
Pada bacaan pertama hari ini, komunitas Kristiani Ibrani diingatkan untuk menanamkan dan memelihara perbuatan baik yang menjadi landasan pijak kehidupan keluarga. Kesucian keluarga tidak boleh dicemarkan oleh kepentingan pribadi dan kekuasaan. Sandaran utama perjalanan sebuah keluarga adalah pertolongan Tuhan, karena Allah tidak pernah meninggalkan keluarga yang berada dalam kasih dan kesetiaan nan suci. Dari realitas hidup keluarga yang diperindah oleh Kasih itu, Jemaat Ibrani diyakinkan agar JANGAN TAKUT karena TUHAN ADALAH PENOLONG, yang melakukan kebaikan atas dasar kasih dan kesetiaan-Nya pada JANJINYA.
Kisah iman selanjutnya menampilkan sosok Herodes yang begitu sembarangan menggunakan kuasanya untuk menghancurkan kesucian martabat keluarga saudaranya sendiri. Herodes telah merebut Herodias istri saudaranya, dengan tanpa merasa bersalah telah mengesampingkan komitmen hidup berkeluarga. Sementara kritikan tajam Yohanes Pembaptis atas perbuatan Herodes justru menghantar Yohanes Pembaptis pada belenggu tindakan penguasa yang serakah dan arogan. Sang nabi pejuang kebenaran dan keadilan ditangkap, dipenjarakan dan akhirnya dipenggal kepalanya.
Narasi selanjutnya menampilkan Yesus yang membongkar gagal paham Herodes. Herodes kini terjerembab dalam ruang gelap gagal paham akan peran Yohanes Pembaptis dan Yesus. Herodes tidak mampu membedakan Yesus Sang Juruselamat dan Yohanes Pembaptis, sang nabi yang memberi kesaksian tentang Yesus. Narasi Herodes, Yohanes Pembaptis dan Yesus berujung pada komitmen licik dan picik Herodes pada janji yang ia ucapkan di depan publik.
Sesama saudara misioner yang terkasih.
Kita semua adalah buah dari perjalanan keluarga beriman, yang disucikan dan dilindungi Tuhan. Di dalam keluarga itu, kita belajar untuk memelihara martabat keluarga kita, dan tidak membangun pilar-pilar keluarga pada keserakahan akan harta, kekuasaan serta kepentingan atau kesenangan sesaat. Surat kepada orang Ibrani mengantar kita pada suatu pemahaman iman bahwa keluarga yang menjadi benih dan cikal bakal suatu bentuk kebersamaan, persekutuan, persaudaraan dan komunitas yang lebih luas harus ditata dan direkat oleh perbuatan baik dalam kasih dan kesetiaan Tuhan.
Kegagalan setiap persekutuan terjadi ketika sebuah komitmen dilaksanakan melulu untuk pencitraan diri sebagaimana yang dipertontonkan Herodes. Herodes berani memenuhi janjinya – dan terkesan begitu berkomitmen – bukan sebagai wujud dari suatu kebaikan melainkan mengalir dari kebencian, dendam, keserakahan dan kesombongan dalam menggunakan kekuasaan.
Hari ini, kita dicerahi oleh Sabda Tuhan bahwa Tuhan hadir dalam pertumbuhan keluarga kita masing-masing. Keluarga, persekutuan, kebersamaan, persaudaraan dan komunitas beriman harus menimba kekuatan dari perbuatan baik, komitmen yang tulus tanpa manipulasi serta kesetiaan yang melekat pada KASIH TUHAN. Kesetiaan, kebaikan dan komitmen yang kita perjuangkan harus menjadi buah dari penyerahan diri kita pada bimbingan, kuasa, pertolongan, perlindungan dan kasih Tuhan; bukan letupan kebencian, dendam, keegoisan dan keserakahan.
Mari kita membuka diri untuk mengalami kasih dan pertolongan Tuhan yang setia menemani kita. Tuhan sungguh berpegang pada KOMITMENNYA untuk menyelamatkan kita karena Dia adalah Kasih dan asal segala kebaikan. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin