Semangat Atau Ambisi?

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan Prapaskah II, 08 Maret 2023
P. S. Yohanes a Deo

Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28

Kalau memperhatikan masa, ketika Saulus giat sebelum bertobat, maka banyak orang menyaksikan, betapa ia penuh semangat, untuk membinasakan para murid Yesus. Ia ingin sekali memperlihatkan, betapa ia berhasil mencegah kelompok murid dari Guru Nasaret untuk berkembang. Sebagai pemuda perkasa, ia mau terlihat bahwa ia bisa diandalkan oleh para pemuka Yahudi. Dengan demikian, ia mau tampak bersemangat menghasilkan sukses membela agama asli.

Yeremia 18:18-20 sebagai bacaan pertama diperlihatkan sebagai utusan Allah, yang tidak kehabisan ajaran, dalam benar-benar menyampaikan pesan Ilahi. Dalam pada itu, pihak lain, tercermin dalam gambar Saulus, ditunjukkan sebagai orang yang mau sukses demi kedudukan kumpulan pemimpin sosial (bukan religius) Yahudi. Harapannya: kedudukan mereka dapat dipertahankan benar. Namun Nabi Yeremia ternyata dapat senantiasa memaparkan Kehendak Allah secara sederhana namun selalu dengan meyakinkan.

Refleksi kita: kita diundang untuk mengarahkan diri kepada Sang Spirit Ilahi, agar diperkenankan memperoleh Terang Ilahi pula. Mazmur 31:5-26 disajikan untuk memperlihatkan, panggilan, agar umat Allah mempercayakan diri kepada Allah Yang Maharahim, supaya tidak berhenti mempercayakan diri kepada Terang Ilahi. Sebab siapa pun juga yang mengikuti Terang lahi, tidaklah akan kehilangan pegangan di tengah kegelapan dosa dan dunia, yang digelapkan oleh Kehendak sekelompok orang yang mencari diri.

Bacaan Injil dari Matius 20:17-28 mengajak umat Kristus untuk mengarahkan hati kepada Diri Sang Penebus; bukan pada posisi kelompok atau kedudukan sosial apa pun. Yohanes dan Yakobus, sering diperlihatkan sebagai bagian penting dari Keduabelasan, sehingga sering disebut sebagai dilibatkan dalam peristiwa istimewa. Namun ternyata, bahwa batin mereka perlu juga dicuci, agar tidak dilumuri oleh AMBISI, yang warnanya sering tidak jauh berbeda dari anak buah pemuka agama Yahudi di Kenisah. Ambisi menjadi warna yang mencolok, sehingga meminta bantuan ibunya untuk mendapat posisi sosial, yang bukan Kehendak Yesus atau Bapa-Nya. Sesungguhnya Yesus sudah memperlihatkan “nasib pahit” yang dapat menimpa Utusan Allah. Namun ada saja murid-murid Mesias, yang malah mengejar cita-cita, yang berkebalikan dengan “Jalan Sejarah Sang Putra”. Kita melihat, betapa, Jalan Hidup Yesus dan murid-murid-Nya bermuatan utama “melaksanakan Kehendak Pengutusan Bapa; bukannya mengejar kedudukan duniawi”. Menurut runutan itu, arah Sang Mesias, bukan melalui “pengunggulan duniawi” melainkan menelusuri kerendahan hati, sebagaimana nampak dalam Sejarah Inkarnasi Sang Putra, untuk terpadu dengan hinanya manusia, yang harus ditebus-Nya. Ajaran Yesus itu akan dipaparkan sebagai jalan panggilan semua murid Yesus dalam mewartakan Kabar Gembira Sang Utusan Allah yaitu: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kami, hendaklah ia menjadi pelayanmu”. Kelak, pegangan itu diwarisi para Pelayan Gereja dengan istilah “Pelayan dari para Pelayan”.

Refleksi Kita: siapkah kita, para murid Kristus, menjadi orang-orang yang mengikuti Kristus, melewati Jalur Pelayanan dalam mewartakan Kabar Gembira Ilahi? Apakah di zaman sekarang kita juga bersedia menjadi abdi dari semua abdi sesama; bukannya dengan mencari panggung dan kursi kekuasaan dalam lingkup mana pun?

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s