Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Paskah IV, 02 Mei 2023
P. S. Atanasius
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30. atau dr RUybs
Sudah beberapa waktu kita membuka telinga untuk melaksanakan ajakan-Nya menyadari, bahwa Gereja “berjalan bersama di sekitar Tuhan Yesus Kristus”. Hal itu memang sudah terjadi, sejak Andreas, murid Yohanes Pembaptis itu, mengikuti “orang Nazaret” itu: untuk seharian bersama-sama di rumah Yesus. Injil membahasakannya secara amat sederhana, yaitu “seharian bersama-sama”. Pada jam-jam awal itu, murid Kristus “hidup bersama dengan Yesus”, dalam bentuk amat manusiawi. Memang, rupanya “awal hidup bagi dan bersama Yesus itu berlangsung dengan cara amat manusiawi: bukan dengan cara yang berpanggung atau dipenuhi bendera yang berkibar-kibar atau demonstrasi yang besar-besaran”. Manusia diundang untuk secara sederhana, mengenal dan dikenal Yesus, rakyat biasa, demi kontak pribadi yang juga menjadi amat akrab dengan-Nya.
Bacaan I: memperlihatkan catatan Lukas dalam Kis. 11:19-26, bagaimana begitu banyak rakyat jelata yang berbagi kasih sebagai teman sepersahabatan sederhana. Peristiwa itu, malah tidak dikait-kaitkan dengan “tempat, di Yerusalem, yang dulunya sering dianggap sebagai orientasi bakti kepada Yang Mahasuci”, sehingga disebut “Bait Allah”. Namun dalam sejarah menjadi jelas, bahwa Pusatnya, bukan pada ‘si bait’, melainkan pada “Allah sendiri”. Dengan kisah ini menjadi nyata, bahwa berbakti kepada Allah, memang kadang bersentuhan dengan ‘kata, barang atau upacara kudus’, namun pada dasarnya merupakan “bakti suci kepada Yang Ilahi”, melampaui simbol-simbol atau upacara atau pola suci, melainkan bersentuhan dengan Hati Terkudus Sang Putra. Itulah makna terdalam dari sebutan “Kristiani”, yang erat relasinya dengan “Sang Kristus”, yaitu “Yang diurapi oleh Allah sendiri”.
Bacaan Injil Yoh. 10:22-30 menghidangkan Kabar Gembira Perjanjian Baru yang sungguh berkaitan erat dengan Wahyu Perjanjian Lama. Sebab sumbernya memang juga hanya Satu Allah. Bentuk Jalan Bersama mereka memang terlaksana dengan banyak kerikil dan kerakal. Namun “Yang dikerjakan sama juga, sebagai Karya Bapa di surga”. Dalam cakrawala itu, tidaklah mudah orang menangkap Kehendak Kerahiman Ilahi; namun datangnya Sang Mesias, juga untuk mewartakan Hasrat Ilahi, untuk merangkul kembali para pendosa, yang menolak dekapan Allah melalui dosa-dosa. Betapa kita harus bersykur, bahwa pelbagai kekeliruan dan kesalahan langkah, karena tidak menangkap Kehendak Allah. Namun sejak Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru kita senantiasa didekap Allah, agar hati kita bersentuhan dengan-Nya, walau kata dan tindakan kadang menuju kepada yang terlarang. Dalam semangat itulah kita sepantasnya menghunjukkan syukur kepada Allah serta “berbalik kepada-Nya dengan bertobat”, menyambut “Hembusan Roh dari Sang Putra dan Bapa demi kemuliaan Nama-Nya”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin