Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Paskah IV, 05 Mei 2023
P. S. Hilarius dr Arles
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6
Selama “Jalan Bersama dengan para Rasul”, Yesus mengalami banyak konflik: ya dengan murid-murid-Nya sendiri, ya dengan orang lain. Kita tahu, bahwa di antara pengikut-Nya, ada petani, peternak, tukang ini dan itu. Karakter mereka beraneka macam. Yesus memperlihatkan bahwa yang boleh ikut Yesus, apa pun latar belakangnya, tergantung dari apakah mereka mempunyai kesiapan untuk “bersahabat dengan-Nya”. Sebab iman bagi mereka, melampaui kata dan tindakan ritual belaka, tetapi berwujud ‘kontak batin”.
Bacaan I: Kis. 13:26-33 memperlihatkan bahwa para murid Yesus berkarakter batin dengan ciri mirip ‘Abraham-Ishak-Yakub’, tetapi juga dapat saja tidak mirip para leluhur itu. Oleh sebab itu, pewartaan, yang dikemukakan oleh Paulus di situ, ada yang berhubungan dengan Israel klasik, ada pula yang lain. Namun, ajakan untuk mengimani Yesus memang bukanlah hal-hal lahiriah-Nya atau sejarah-Nya, melainkan relasi pribadi, yang mendekatkan mereka dengan Yesus. Bahkan, Ketika menjelaskan mengenai Wafat dan Kebangkitan Yesus, diusahakan menjelaskan bahwa Yesus mempunyai hubungan baik dengan sejarah Israel; namun juga memiliki beberapa ciri, yang tidak serupa begitu saja dengan ajaran para leluhur: termasuk dengan Penyaliban dan Pembangkitan Tuhan Yesus dari Wafat. Cara itu menguatkan para Rasul dengan mereka semua, yang ingin mencari Yesus sebagai “Jalan, Kebenaran dan Hidup”, yang mengantar mereka menuju kepada Allah Bapa yang Kudus.
Injil suci Yoh. 14:1-6 memperlihatkan, bagaimana Yesus dari satu sisi mengoreksi kekeliruan pemahaman mereka tentang iman; dari sisi lain memberi mereka keyakinan, bahwa Allah sungguh mengasihi mereka. Mereka bahkan sekali lagi diyakinkan, bahwa mereka dapat sampai Kerajaan Surga, bila mengikuti Yesus, Sang Guru. Dengan cara itu, Dia memperlihatkan, bahwa Diri-Nya menguatkan sejarah iman dan sekaligus juga memberi tambahan kekuatan wahyu baru kepada Hidup Beriman mereka. Cara itu rupanya sungguh menguatkan hidup dan keyakinan mereka. Sebab ada segi baru maupun segi lama, yang menyebabkan mereka dapat memahami “iman baru” ini. Dalam seluruh “jalan bersama” untuk mengerti iman baru ini, disampaikanlah perpaduan segi-segi manusiawi dan bakti ilahi: langkah demi langkah mereka diajak semakin dekat dengan Allah Tuhan yang Terkasih. Dalam seluruhnya, kita juga diajak untuk memperdalam iman: “Dalam Bapa, Putra dan Roh Kudus: dalam Kemuliaan Ilahi”. Amin.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin